Skip to content
Fokus Info News

Fokus Info News

'Bacaan DiWaktu Luang'

  • NASIONAL
    • KONFLIK
  • DAERAH
    • INFO DESA
  • HUKUM
    • PIDANA
    • PERDATA
    • NARKOBA
  • POLITIK
    • PILKADA
    • LEGISLATIF
  • SOSIAL SENI BUDAYA
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
    • LEGISLATIF & EKSEKUTIF
    • SEREMONIAL
    • PENDIDIKAN
    • KINERJA
  • REDAKSI
fokus info visual
  • Home
  • PENDIDIKAN
  • Cerpen Karya Yanto Bule ‘SITAH’
  • KESENIAN
  • PARIWISATA
  • PENDIDIKAN

Cerpen Karya Yanto Bule ‘SITAH’

redaksi.fin September 28, 2025

Oleh Yanto Bule

Keluargaku hiduplah sangat sederhana sekali, dua anaku sudah besar si sulung Sobar sudah menikah, Sementara anak keduaku Sari beranjak dewasa.Kehidupan yang bahagia,untuk ukuranku yang hidup dan tinggal di desa, Apalagi untuk kehidupanku dan istriku Sitah hampir setiap hari menyadap karet milikku, Yang tak jauh dari desaku.

Hampir setiap Minggu sudah bisa di pastikan,Aku dan istriku Sitah bisa membawa pulang satu keping getah lebih dari satu kuintal beratnya, tetapi jika musim hujan terkadang baru dua Minggu aku dan istriku baru bisa membawa hasil getah, Ya namanya juga mencari makan dari kemurahan alam.

Suatu pagi, Aku merasakan badanku tiba tiba panas, Tak seperti biasanya kepalaku jiga begitu pusing dan terasa berat, padahal hari hari biasanya aku tak pernah mengalaminya.

Tiba tiba kesadaran ku hilang,tak lagi mengenal siapa keluargaku bahkan aku tak mengenal diriku sendiri, tiap harinya aku berjalan keliling desa,terkadang tanpa baju ,sehingga orang di desaku menganggap ku sudah gila.

Puncaknya, Tanpa aku sadari dengan membawa parang yang biasa aku pakai ke ladang bersama istriku, aku gunakan untuk mengejar orang kampung.

” Si Badar sudah benar benar gila, pak Somad kepala lingkungan di kejar pakai parang,ini sudah sangat membahayakan dusun kita” kata Pak lurah Sadi.

Dengan beramai ramai warga desaku berusaha menangkap ku, Dengan tubuh tak berdaya aku di bawa ke dalam satu rumah yang sepertinya lebih cocok di sebut gubuk, sebab hanya atap seng, sementara dindingnya di buat dari papan itupun sangat jarang.

Tiba tiba kakiku tak bisa aku gerakan, Ternyata kakiku di masukan dalam pasung kayu,yang terbuat dari kayu randu hutan dengan di pasang pasak di kedua sisi lubang kakiku, Ya aku sudah di anggap gila dan tidak waras lagi sehingga aku di paksa untuk hidup dalam pasungan.

Yang aku ingat, Tangisan istriku dan dua anaku saat aku di arak dan di masukan ke dalam rumah pasungan, aku sendiri tak bisa berbuat banyak sebab aku tak mengenali diriku sendiri siapa.

Hampir setiap hari istriku, datang membawakan makanan untukku, agar aku tetap sehat dan berangsur pulih ingatan ku.

” Pak, hari ini sudah genap tiga bulan di pasungan, badanmu makin kurus ,rambutmu makin panjang, Sebaiknya aku minta bantu pak mantri untuk membawamu kerumah sakit jiwa” ujar istriku.

Aku mendengar dengan jelas ucapan istriku,Tetapi otaku tak mampu mencerna ,bahkan otak dan lidahku tak lagi sejalan,Aku hanya termenung dan diam dengan duniaku yang tak ku kenali.

Di pikiranku yang ada hanyalah perasaan, Saat bermain di rawa besar dimana biasa aku memancing dan memasang jala, meskipun rawa besar di anggap angker oleh warga, tetapi karena sangatlah banyak jenis ikannya,aku mengabaikan ke angkeran nya.

Rawa besar memanglah seperti danau, airnya sedikit coklat kehitaman,bisa jadi karena lahannya yang bergambut, di kanan kiri rawa besar pepohonan masih rimbun, banyak pohon tampoi, nangka hutan dan juga pepohonan buah buahan lainya, Ya memang selain banyak pohon besarnya di rawa besar juga banyak di tumbuhi daun pakis dan juga pinang hutan.

Setiap dua hari sekali pasti aku membawa pancing untuk najur ikan, dan jala yang ku bawa dengan mengunakan karung , Dan sudah pasti pulangnya bawa ikan jenis papuyu dan ikan ruan,Dan ikan tapah ,terkadang aku juga sering berpapasan dengan pak Somad kepala lingkungan dusunku.

” Badar ,jangan lagi kamu mencari ikan di rawa besar ujung desa kita, sebab di sana sangat angker,ada ikan dewa yang tak boleh di pancing,ikan itulah yang menjaga desa kita” kata Pak Somad.

Persetan dengan ucapan Pak Somad, Yang jelas di rawa besar itu banyak ikannya, Yang bisa aku nikmati untuk lauk keluargaku.

Senja itu baru saja beranjak ke peraduanya, tiba tiba aku mengenali lingkungan ku, bahkan keluarga dan tetanggaku yang datang kerumahku, berbondong mereka datang silih berganti menjengukku yang baru pulang dari rumah sakit jiwa yang berada di kotaku.

Aku seperti menemukan duniaku yang hilang, Keceriaan dan kebahagiaan terpancar pada raut raut wajah yang menghampiri dan menyalamiku.

” Alhamdulillah kau sudah sehat kembali Badar, semoga saja tidak kambuh lagi ya” kata pak lurah.

” Jangan lagi kamu mencari ikan di rawa besar, Badar,” ucap Pak Somad coba mengingatkan ku .

Sejujurnya aku kangen dengan rutinitas kehidupan ku yang terampas secara paksa,Dan harus rela tinggal di rumah pasungan dan rumah sakit jiwa, betapa tersiksanya aku menyendiri di ruang sepi rumah sakit jiwa, setiap harinya aku harus minum obat agar ganguan psikiatrik yang aku derita bisa sembuh.

Ayam jantan ,berkokok sahut sahutan, menandakan malam beranjak berganti pagi.

Kesibukan di rumahku , sejak subuh Istriku dan anaku ,Sudah bersibuk diri menyiapkan sarapan pagi dan baru saja selesai memasak untuk bekalku menyadap karet.

Satu tas berisi bekal nasi dan se galon kecil air masak berisi lima literan,memenuhi isi tas yang ku sandang, dengan sebilah parang tajam terselip di pinggangku,dan satu pisau sadap aku bawa ke ladang.

Dan sudah menjadi kebiasaan ku,jika berangkat ke ladang sudah pasti,aku akan mengasah parang agar tajam,dan bisa di pakai memotong kayu atau reranting semak di kebunku.

Bertahun tahun kehidupan keluargaku sangat normal, anakku yang kedua baru saja di terima bekerja di perusahaan perkebunan, istriku juga sangat senang menanti kehadiran cucu pertamanya.

Siang itu aku seperti biasa,pergi ke kebun karet untuk menyadap getah, Dengan di bekali nasi dan lauk kesukaanku ikan asin dan sambal terasi, dan petai yang di beli istriku di warung mbok Jum, akan menjadi nikmat di makan habis kerja di kebun.

Selesai menyadap getah aku langsung menuju pondok kecil tanpa dinding ,yang ku buat hanya untuk berteduh sementara ,untuk menikmati bekalku, sembari menunggu istriku datang.

Tengah asik menikmati makanan bekal dari rumah , Tiba tiba istriku datang,dan beberapa niat untuk makan bekal yang di bawa tadi pagi, sebab sudah masuk jam makan siang, tapi sialnya lauknya sudah aku habiskan hanya tersisa sedikit sambal dan kepala ikan asin saja.

Sitah istriku yang lapar dan capek sudah membantuku menyadap karet, Ngomel tak karuan sambil membuka bekal untuk di santapnya ,Aku beranjak dari pondok tempat istriku makan,tapi ocehannya masih terdengar di telingaku seperti bertalu talu.

Tiba tiba saja kepalaku pusing,dan badanku panas,pandanganku menjadi nanar, di otaku yang ada di depanku yang lagi makan itu adalah ikan tapah besar yang tengah menggelepar di atas daratan rawa besar.

Langsung saja aku cabut parang tajam di pinggang ku,lalu aku ayunkan ke lehernya, dengan dua kali tebas kepala tapah itu putus , kepala tapah yang puntung aku masukkan ke dalam karung bekas tempat bekalku dan aku bawa pulang untuk aku bersihkan.

Saat aku pulang menuju desa,banyak warga yang melihatku begitu ketakutan, bahkan ada yang berteriak ngeri,Betapa tidak dalam karung yang berisi kepala ikan tapah berceceran darah segar sementara rambut di kepala tapah terurai keluar,Di sertai darah yang mulai mengering.

Sontak saja keheningan warga desa langsung terusik dan heboh, Badar yang pernah gila pulang ke rumah membawa potongan kepala istrinya di dalam karung, para pria langsung berkerumun sambil terus melihat pergerakan Badar berjalan kemana.

Dengan santainya Badar menenteng karung berisi kepala istrinya , Naluri kemanusiaannya hilang, dan tak lagi mengenali siapa saja di depannya dan lingkungan nya.

” Itulah Badar, Sudah kena sumpah ikan dewa dari rawa besar, Sudah berkali kali aku ingatkan Badar untuk tidak mencari ikan di sana,tapi masih saja di langgarnya” kata Somad.

” Tolong beritahu para linmas agar datang cepat untuk menangkap Badar, Saya akan beritahu pak Babinsa untuk membantu mengamankan Badar” kata pak lurah.

Teriakan warga saling bersahutan, Semua peralatan seperti pentungan dan bambu menghajar tubuh Badar,Agar bisa di lumpuhkan.

Butuh waktu lama agar Badar benar benar bisa di lumpuhkan, Parang yang terselip di pinggangnya bisa di amankan, Karung berisi kepala istrinya Sitah juga di amankan.

Tangan dan kaki badar di ikat tali, sembari menunggu aparat keamanan datang menjemput, warga lalu beramai ramai menuju kebun karet untuk mencari bagian tubuh istrinya , Badar dengan dinginnya memenggal kepala istrinya, tubuh kaku tanpa kepala tergelak di dekat pondok,olah warga di bawa kerumah duka untuk di makamkan.

Sunyi desaku seperti memenjarakan pikiranku, Hening dinding tembok dengan jeruji besi mengurungku,Tubuhku lunglai penuh luka ,otakku tak sejalan lidahku.

Aku seperti melihat senyum paling manis istriku, Tatapan mata marah anak dan cucuku menusuk hatiku, Lambaian tangan cantik istriku seperti mengajakku, lidahku kelu.

“Sitah Akulah Pembunuhmu”   (*)

 

Sumber : bicarajambi.com

Keep Scrolling
Tags: berita jambi berita merangin NYENI

Continue Reading

Previous: Catatan Daun: Jejak Lokalitas dalam Cerpen Yanto Bule
Next: Respons Cepat Laporan Warga, Polres Merangin Tuai Pujian

Related Stories

Kasus Penusukan Sopir di PT. Sogun, Persidangan Pengeroyokan Masuki Tahap Krusial
  • DAERAH
  • HUKUM
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • PERDATA

Kasus Penusukan Sopir di PT. Sogun, Persidangan Pengeroyokan Masuki Tahap Krusial

Oktober 1, 2025
Pemberontakan Kata-Kata : Romantisme Lirih, Satir Malu-Malu
  • DAERAH
  • KESENIAN

Pemberontakan Kata-Kata : Romantisme Lirih, Satir Malu-Malu

September 30, 2025
Catatan Daun: Jejak Lokalitas dalam Cerpen Yanto Bule
  • KESENIAN
  • NASIONAL
  • PENDIDIKAN
  • TOKOH

Catatan Daun: Jejak Lokalitas dalam Cerpen Yanto Bule

September 28, 2025

Categories

  • ADVERTORIAL
  • CITIZEN JOURNALISM
  • DAERAH
  • EKONOMI
  • HUKUM
  • INFO DESA
  • KESENIAN
  • KINERJA
  • KONFLIK
  • LEGISLATIF
  • LEGISLATIF DAN EKSEKUTIF
  • NASIONAL
  • PARIWISATA
  • PENDIDIKAN
  • PERDATA
  • PIDANA
  • PILKADA
  • POLEMIK
  • SEREMONIAL
  • TOKOH
  • UMKM KITA
  • Uncategorized

ARSIP BERITA

  • Oktober 2025
  • September 2025
  • Agustus 2025
  • Juli 2025
  • Juni 2025
  • Mei 2025
  • April 2025
  • Maret 2025
  • Februari 2025
  • Januari 2025
  • Desember 2024
  • November 2024
  • Oktober 2024
  • September 2024
Fokus Info News . Com | DarkNews by AF themes.