
Merangin | Fokus Info News – SMK Negeri 2 Merangin menjadi tuan rumah pemeriksaan buku sekolah oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk 10 sekolah di Kabupaten Merangin, Senin (22/9/2025). Pemeriksaan ini difokuskan pada buku-buku yang digunakan oleh sekolah-sekolah pada tahun 2024 dan 2025.
10 Sekolah yang dimaksud adalah SMAN 1 Merangin, SMAN 3 Merangin, SMAN 6 Merangin, SMAN 8 Merangin, SMAN 12 Merangin, SMAN 14 Merangin, SMKN 1 Merangin, SMKN 2 Merangin, SMKN 12 Merangin, dan SLB Merangin.
Pemilihan SMK Negeri 2 Merangin sebagai lokasi pemeriksaan didasari oleh luasnya area sekolah yang mampu menampung berbagai kebutuhan logistik pemeriksaan. Pantauan media di lokasi menunjukkan sejumlah truk dan kendaraan membawa tumpukan buku memasuki halaman sekolah untuk diperiksa. Proses pemeriksaan dilakukan secara bergiliran di dalam ruangan, memastikan setiap data dan dokumen diperiksa dengan teliti.
Kepala SMK Negeri 2 Merangin, Hajrul Aswadi, menegaskan bahwa pihaknya tidak memberikan perlakuan khusus kepada tim BPK.
“Bahkan tim BPK menolak berbagai bentuk jamuan dari pihak sekolah, termasuk makanan. Mungkin itu sudah menjadi SOP (Standard Operating Procedure) mereka, kami tidak bisa memaksakan,” ujar Hajrul.
Sejumlah kepala sekolah menyatakan kesiapan mereka dalam menghadapi pemeriksaan ini. Seperti diungkapkan Kepala SMK Negeri 1 Merangin, Hindra Mashuri yang berada di lokasi pemeriksaan. “Selama proses pemeriksaan, kami telah mempersiapkan semua dokumen dan buku yang dibutuhkan. Kami merasa siap dan tidak ada kendala.” Ungkap Hindra Mashuri atau lebih akrab disapa Cik In itu.

Hal senada diungkapkan Kepala SMA Negeri 6 Merangin, Dian Andriadi. Dia bilang seluruh buku telah dibawa ke lokasi menggunakan truk. Menurut Dian hal itu menunjukkan keseriusan pihak sekolah terhadap proses pemeriksaan oleh lembaga Negara BPK.
“Semua buku yang dibeli tahun 2024 dan 2025 telah kami bawa ke lokasi pemeriksaan. Kami berharap prosesnya berjalan lancar.” ucapnya
Kepala SMA Negeri 1 Merangin, Henang Priyanto, menambahkan harapannya agar jikapun ada temuan buku hilang, solusinya tetap mendukung kebutuhan sekolah.
“Jika nantinya ada temuan terkait buku yang hilang atau tidak ditemukan, kami berharap BPK bisa memberikan perintah agar sekolah mengganti buku tersebut. Kalau perintahnya diganti dengan uang, itu akan masuk ke kas negara, tetapi kami tetap kehilangan buku yang sangat dibutuhkan,” tegas Henang.
Namun, Ketua LSM Sapurata Indonesia, Mirza Indra, SH, menyampaikan kritiknya terkait mekanisme pemeriksaan yang digelar terpusat di SMKN 2 Merangin, bukan turun langsung ke sekolah-sekolah yang termasuk sampel pemeriksaan.
“Kenapa tidak langsung ke sekolah-sekolah yang diperiksa? Ada dana yang tersedia, kenapa harus menggabungkan semuanya di SMK Negeri 2? Ini kan memerlukan biaya tambahan, terutama untuk pengadaan kendaraan seperti truk. Ini tentu akan menghabiskan anggaran sekolah yang seharusnya bisa digunakan untuk kebutuhan lain,” ujar Mirza.
Meski ada kritik mengenai logistik dan biaya, pemeriksaan yang dilakukan BPK di SMK Negeri 2 Merangin berjalan lancar tanpa hambatan berarti. Seluruh kepala sekolah tetap menunjukkan optimisme bahwa pemeriksaan ini akan menghasilkan laporan yang transparan dan akuntabel, serta membawa dampak positif bagi pengelolaan buku dan anggaran pendidikan di Kabupaten Merangin.(*)
Reporter : TopanBohemian
