
Merangin | Fokus Info News – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional (HTN) 2025, Serikat Petani Indonesia (SPI) Kabupaten Merangin menggelar audiensi dengan Bupati Merangin H. M. Syukur bersama unsur Forkopimda di ruang rapat kantor bupati, Rabu (24/9).
Pantauan media ini, satu persatu anggota SPI menuju lingkungan Sungai Misang untuk berkumpul. Setelah massa dirasa cukup mereka konvoi menuju Kantor Bupati Merangin dikawal oleh Polisi.
Baca juga : Peringati Hari Tani Nasional, SPI Merangin Siap Audiensi dengan Bupati.
Pertemuan tersebut membahas sejumlah persoalan agraria, regulasi kopi, hingga rencana percepatan reforma agraria di daerah. Dalam audiensi tersebut, SPI menyampaikan empat poin utama:
- Penyelesaian konflik lahan petani kopi di Lembah Masurai dan Jangkat yang sebagian masuk kawasan hutan produksi dan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
- Dorongan pembuatan regulasi kopi kering yang keluar dari Merangin agar dapat memberi kontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
- Pendataan kebun kopi untuk mengetahui potensi produksi kopi Merangin yang disebut mencapai ratusan ribu ton per tahun.
- Kesiapan SPI membayar retribusi sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan daerah.
Ketua SPI Merangin, Muhammad Zen menegaskan ratusan anggota SPI turut hadir di Bangko untuk mengawal audiensi. “Ini bukan demonstrasi, tetapi gerakan kawal audiensi agar suara petani didengar pemerintah,” katanya.
Bupati H. M. Syukur menyambut baik usulan SPI. Menurutnya, persoalan hutan lindung dan hutan produksi merupakan kewenangan pusat sehingga perlu koordinasi dengan Balai yang ada di Merangin.

“Alhamdulillah kita bisa berdialog dan berdiskusi. Kita harapkan beberapa poin bisa selesai dibahas. Masalah hutan lindung dan hutan produksi nanti akan kita diskusikan dengan pihak TNKS. Kawasan hutan perlu didata, berapa yang digarap untuk kebun kopi dan berapa yang masih utuh,” ujar Bupati.
Terkait usulan pendataan kopi, bupati meminta SPI menyiapkan data detail, termasuk luasan kebun dan jumlah produksi. “Jika SPI mempunyai data tentang kopi di Masurai, itu bisa didiskusikan, dan kalau perlu kita lakukan pendataan resmi,” tegasnya.
Bupati juga menanggapi persoalan infrastruktur. Untuk air bersih di wilayah Sungai Tebal, ia menyebut sudah diakomodasi oleh Kementerian Pekerjaan Umum dengan anggaran Rp 11 miliar. Sedangkan untuk pengaturan tenaga kerja dari luar daerah, Dinas Perhubungan diminta mencari pola solusi.
Wakil Bupati H. A. Khafidh menambahkan, Pemkab Merangin selalu terbuka untuk berdialog dengan masyarakat. “Audiensi ini bukti bahwa pemerintah siap mendengar aspirasi dan mencari solusi bersama,” ujarnya.
Audiensi ini turut dihadiri Dandim 0420/Sarko Letkol Inf Yakhya Wisnu Arianto, Kapolres Merangin AKBP Kiki Firmansyah Efendi, Kasi Datun Kejari Merangin Buchori, Pj Sekda Zulhifni, sejumlah kepala OPD, perwakilan BIN, Balai TNKS, serta perwakilan SPI dari berbagai kecamatan.
Momen audiensi ini diharapkan menjadi titik awal penyusunan peta jalan reforma agraria di Merangin, sekaligus memperkuat solidaritas petani pada peringatan Hari Tani Nasional 2025 ke 65. (*)
Reporter: : TopanBohemian
